tllznZ4kflNNu95Oy5e9gMckCq4u8Wansm2SHbNL
Bookmark

Transformasi Diri Lewat Program MLDP Perjalanan dan Hadiah Buku Yang Menginspirasi

Pernahkah kamu merasa seperti hidupmu hanya berjalan tanpa arah, terjebak dalam rutinitas yang menghabiskan waktu dan tenaga, namun tanpa memberi makna yang sejati ? Saya pernah. Di tengah kesibukan dan tuntutan dunia kerja, saya merasa kehilangan semangat. Namun, ada suatu titik di mana kehidupan mengajarkan saya bahwa untuk menjadi pemimpin, kita harus memimpin terlebih dahulu diri kita sendiri. 

Sebelum lebih jauh saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tiga direksi RS Islam Jakarta Sukapura atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan kepada saya untuk belajar dan berkembang. Kepercayaan yang diberikan bukan hanya memberi saya pengalaman berharga, tetapi juga membuka wawasan baru tentang kepemimpinan dan tanggung jawab dalam dunia kesehatan. 

Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan ini dan berharap kesempatan ini dapat menjadi langkah awal untuk terus memberikan kontribusi positif di lingkungan RS Islam Jakarta Sukapura, serta semoga apa yang saya pelajari dapat berguna bagi kemajuan bersama.

Perjalanan saya dimulai dari sebuah program  yang tak pernah saya duga sebelumnya, yaitu Muhammadiyah Leadership Development Program (MLDP). Di sana, saya belajar bahwa kepemimpinan bukanlah soal kontrol atau kekuasaan. Kepemimpinan adalah tentang perubahan perubahan yang dimulai dari dalam diri kita, yang akan mempengaruhi dunia di sekitar kita.

MLDP mengajarkan saya bahwa kepemimpinan bukan hanya soal mengatur tim, tetapi tentang menjadi penghubung antara visi organisasi dan kenyataan di lapangan. Saya belajar bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah yang paling dominan atau berkuasa, melainkan mereka yang mampu mendengarkan, menginspirasi, dan memberdayakan tim untuk mencapai tujuan bersama.

Waktu itu, saya berada dalam jalur pembelajaran guna mempersiapkan orang-orang untuk menjadi seorang manajer, dan saya percaya bahwa perjalanan ini adalah langkah pertama yang sangat penting untuk mengembangkan potensi kepemimpinan saya. Ada sebuah kalimat yang selalu terngiang di pikiran saya.

Seorang pemimpin adalah mereka yang menciptakan ruang di mana setiap individu merasa dihargai, dipercaya, dan diberi kesempatan untuk berkembang.
Kalimat ini mengingatkan saya bahwa keberhasilan bukan hanya milik seorang pemimpin, tetapi juga milik seluruh tim yang bekerja dengan semangat yang sama untuk mencapai tujuan bersama.Namun, perjalanan ini tidak hanya berfokus pada teori-teori kepemimpinan. 

Di dalamnya, saya juga menemukan kembali diri saya. Rasa ragu yang selama ini saya pendam perlahan digantikan dengan keyakinan bahwa setiap langkah adalah bagian dari proses pembelajaran yang tiada akhir. Dalam sesi refleksi bersama mentor, beliau berkata,
Jangan takut gagal, Gagal adalah bagian dari proses. Yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan belajar dari kegagalan.
Kalimat ini memberi saya pemahaman baru bahwa kepemimpinan adalah perjalanan panjang yang terus berkembang. Tidak ada pemimpin yang sempurna, tetapi ada pemimpin yang terus belajar dan membentuk karakter bersama timnya, mengatasi setiap tantangan yang dihadapi.

Momen Tak Terlupakan

Setelah minggu-minggu penuh dengan pembelajaran, akhirnya momen yang paling berkesan itu tiba. Suasana di ruang pelatihan terasa sejuk dengan AC yang menyegarkan, namun tetap kondusif untuk berkonsentrasi. Semua peserta duduk rapi di meja yang membentuk huruf U, menghadap proyektor yang akan menampilkan materi yang disampaikan oleh mentor. 

Seperti biasa, setiap sesi dimulai dengan review tentang pertemuan sebelumnya, di mana mentor mengajak peserta untuk berbagi pendapat mengenai tantangan yang dihadapi. Setiap sesi memang selalu berbeda, tetapi kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Di momen itu, mentor mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada semua peserta yang telah mengumpulkan tugas mereka tepat waktu. Beliau menyampaikan bahwa semua tugas sudah selesai dikerjakan, meskipun ada yang bahkan baru mengumpulkan tugasnya di detik-detik terakhir. Mendengar itu, seluruh ruangan dipenuhi tawa, menyadari betapa beragamnya usaha yang telah dilakukan.

Salah satu peserta telah mengerjakan tugas ini dengan sepenuh hati, menikmati, memperhatikan setiap detail, dan memberikan usaha terbaiknya. Tugas yang dikerjakan cukup panjang, bahkan sampai beberapa lembar, dan itu menunjukkan komitmen yang luar biasa. Tugas ini benar-benar layak mendapatkan perhatian khusus
diatas adalah ucap mentor saat itu ya seperti itulah kira-kira. Kemudian, beliau memanggil nama saya dan mengumumkan bahwa saya akan diberikan hadiah. "Silakan maju ke depan," katanya dengan senyuman khas jawa yang santun itu.

Dengan langkah yang hati-hati, saya maju ke depan kelas. Mentor kami kemudian menyodorkan sebuah buku berjudul "Pribadi Hebat" karya HAMKA kepada saya. Buku itu bukan hanya hadiah, tetapi simbol perjalanan saya,sebuah pengingat akan proses yang telah saya jalani dan yang masih terus saya lanjutkan. Saya menerima buku tersebut dengan penuh rasa terima kasih, menyalami mentor saya, dan mengucapkan terima kasih yang tulus dari hati saya. Momen itu mengajarkan saya bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil, jika dilakukan dengan sepenuh hati, akan membawa kita pada penghargaan yang lebih besar.

Ketika saya kembali ke tempat duduk, suasana ruangan berubah menjadi riuh memberi aplaus. Suara tepuk tangan menggema, menghangatkan hati saya. Mereka yang menyaksikan momen tersebut mengabadikan detik-detik itu dengan kamera ponsel, dan dalam sekejap, saya mendapati diri saya mengangkat buku "Pribadi Hebat" ke udara sebuah simbol komitmen saya untuk terus belajar, tumbuh, dan menjadi pemimpin yang lebih baik.


Buku "Pribadi Hebat" bukan hanya sekadar hadiah, melainkan sebuah pencerahan yang mendalam. Setiap halaman yang saya baca membuka wawasan baru, mengingatkan saya bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya tentang memimpin orang lain, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola diri sendiri dan terus berkembang.

Di setiap kata dalam buku ini, saya menemukan cermin diri saya, merenungkan siapa saya sekarang dan bagaimana saya bisa memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar saya. Buku ini mengajarkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar posisi, tetapi kemampuan untuk menginspirasi perubahan baik untuk diri sendiri, tim, maupun komunitas yang lebih luas. Sebuah perjalanan transformasi yang dimulai dari dalam diri kita.

Buku tersebut, yang saya terima di tengah perjalanan MLDP, menjadi kunci untuk membuka babak baru dalam perjalanan saya. Buku ini mengingatkan saya bahwa perjalanan kepemimpinan tidak pernah berakhir. Selalu ada ruang untuk tumbuh, belajar, dan memberikan yang terbaik. Setiap halaman dalam buku itu semakin menguatkan komitmen saya untuk terus maju, tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai pribadi yang lebih baik.

Kini, dengan setiap kata dalam buku tersebut, saya merasa lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang. MLDP telah mengajarkan saya bahwa kepemimpinan bukan hanya sekadar tugas, melainkan sebuah panggilan untuk menjadi lebih baik, membawa perubahan, dan menginspirasi setiap langkah kita bersama-sama.

Apresiasi Untuk Seorang Mentor

Yth. Bapak Ir. Ponco Budi Wibowo MM. CPHR. CCS, Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan, kasih sayang, dan perhatian yang Bapak berikan selama saya mengikuti Muhammadiyah Leadership Development Program (MLDP). Bapak bukan hanya seorang mentor bagi kami, tapi lebih dari itu, Bapak adalah sosok ayah yang penuh kasih, yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan kami untuk tumbuh bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai pribadi yang lebih baik.

Setiap sesi yang Bapak pimpin selalu penuh dengan kebijaksanaan yang menginspirasi. Di bawah arahan Bapak, saya belajar bahwa kepemimpinan sejati bukanlah tentang kekuasaan atau dominasi, tetapi tentang bagaimana kita bisa menyentuh hati orang lain, mendengarkan dengan tulus, dan memberi mereka ruang untuk berkembang. 

Saya merasa sangat beruntung bisa berada di bawah bimbingan Bapak, karena setiap kata dan tindakan Bapak seolah memberi saya kekuatan dan keyakinan untuk terus maju, meski di tengah tantangan yang kadang datang membuat diri ini ingin lari menghindar.

Bapak tidak hanya mengajarkan ilmu kepemimpinan, tetapi juga memberi contoh nyata tentang bagaimana menjadi pemimpin yang penuh empati, sabar, dan penuh perhatian. Bapak telah mengajari kami untuk melihat lebih dalam, untuk tidak hanya fokus pada hasil, tetapi pada proses dan perjalanan yang penuh makna.

Momen ketika Bapak memberikan hadiah buku "Pribadi Hebat" kepada saya adalah salah satu kenangan yang akan selalu saya ingat. Buku itu bukan hanya sebuah hadiah, tetapi simbol dari perjalanan panjang yang telah saya jalani bersama Bapak. Itu adalah pengingat bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil dengan sepenuh hati akan membawa kita pada perubahan yang besar. Buku itu, seperti Bapak, menjadi panduan dan pencerahan bagi saya untuk terus berkembang.

Terima kasih, Pak Ponco, atas segala cinta, bimbingan, dan kasih sayang yang Bapak berikan kepada kami semua. Bapak bukan hanya mentor, tapi juga seorang ayah yang selalu memberi perhatian, dorongan, dan kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Saya akan terus memegang teguh semua yang telah Bapak ajarkan dan berharap dapat mengaplikasikannya dalam setiap langkah kehidupan saya, dengan harapan bisa menjadi pemimpin yang lebih baik, seperti yang Bapak harapkan untuk kami semua.Dengan segala rasa terima kasih dan penghormatan yang mendalam.

Posting Komentar

Posting Komentar